Malangtrend.com – Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Malang menggelar kegiatan Optimalisasi Partisipasi Masyarakat dalam Adaptasi dan Mitigasi Perubahan Iklim, Rabu (28/2) kemarin di Hotel Swiss Belinn. Sejumlah masyarakat yang merupakan penggerak lingkungan dan juga perwakilan RW se Kota Malang hadir dalam kesempatan tersebut.
Kepala DLH Kota Malang, Noer Rahman Widjaya menjelaskan, kegiatan sosialisasi seperti ini bertujuan untuk meningkatkan kembali kesadaran lingkungan masyarakat terhadap dampak perubahan iklim yang ditengarai belakangan ini menurun. Kegiatan ini juga termasuk dalam rangka mendorong program nasional dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK).
“Program nasional itu menuntut 24 ribu Program Kampung Iklim (Proklim) se Indonesia. Untuk signifikasi Proklim di Kota Malang tahun 2022 dan 2023, lonjakannya tidak terlalu besar. Hanya 18 Proklim. Sehingga, diharapkan melalui kegiatan ini bisa menambah kesadaran warga Kota Malang untuk mengetahui bagaimana pentingnya menyediakan lingkungan yang harus ada di Proklim masing-masing lingkungan,” jelas Rahman kepada Malang Posco Media.
Ia melanjutkan, kesadaran terhadap lingkungan merupakan tuntutan nasional. Apalagi, luasan lahan Ruang Terbuka Hijau (RTH) untuk penghijauan di Kota Malang juga makin menipis. Hal ini disebabkan karena pembangunan hunian dan gedung gedung yang terus bertambah di wilayah perkotaan seperti di Kota Malang ini.
“Perkotaan ini sulit. Kalau tidak dibangun sejak awal, tidak dipupuk sejak awal, tentunya bukan malah lebih baik, tapi malah lebih menurun. Sehingga beberapa program yang dihadirkan ini tentunya mengajak bersama masyarakat Kota Malang untuk bisa meningkatkan kesadaran pentingnya lingkungan,” tambahnya.
Rahman sendiri tidak memungkiri kesadaran masyarakat terhadap lingkungan ini masih labil. Hal itu bisa dilihat dari grafik perubahan kesadaran masyarakat yang naik turun. Beberapa tahun kemarin, justru angkanya sempat turun.
“Seperti di tahun 2019 ada tujuh lonjakan, kemudian di tahun 2022 turun lagi. Artinya ini tidak stabil kesadaran masyarakatnya. Seandainya secara signifikansi meningkat karena kesadaran masyarakat tinggi, pastinya grafik harus meningkat. Ini memang konsekuensinya kita hidup di perkotaan,” yakin dia.
Sementara itu, Kepala Bidang Tata Lingkungan DLH Kota Malang, Tri Santoso, menambahkan sosialisasi seperti ini juga sekaligus untuk memberikan pembinaan kepada masyarakat atau kelompok masyarakat agar mampu memenuhi indikator aksi Proklim dengan berbagai bentuk kegiatan. Dengan begitu, ditargetkan nantinya mampu mengikuti penilaian Proklim di tingkat nasional.
“Tentu tujuan dari kegiatan ini untuk meningkatkan pengetahauan masyarakat terhadap kegiatan adaptasi dan mitigasi iklim melalui Proklim. Serta mendorong peran serta masyarakat untuk dapat berkontribusi dalam aksi perubahan iklim,” beber Trisan, sapaannya.
Dalam kesempatan sosialisasi tersebut, juga diberikan paket edukasi terkait dengan Proklim kepada 18 kelurahan yang ada di Kota Malang. Trisan menyebut paket edukasi ini berbentuk stimulus dari DLH Kota Malang kepada masyarakat. Pihaknya pun bakal mendorong agar di tengah masyarakat makin bertambah jumlah Proklim di Kota Malang.
“Harapan kami Kota Malang bisa menambah 10-15 RW Proklim. Kalau sekarang di 18 Kelurahan. Karena memang kami mendorong di semua wilayah untuk ada perwakilan. Untuk di tahun 2023 kemarin kami mengusulkan 8 Proklim,” tandasnya. (ian/bua)