Malangtrend.id – Dokter lulusan Universitas Padjajaran dr. Dicky Budiman M.Sc. PH mengatakan heat stroke atau serangan panas merupakan kondisi darurat medis dan harus dilakukan langkah penanganan segera setelah terpapar untuk menghindari keadaan yang lebih fatal dan mengancam jiwa.
“Orang yang terdampak itu harus dipindahkan ke tempat yang sejuk, teduh ya. Jangan ada paparan langsung sinar matahari. Kemudian juga harus dilakukan pendinginan secara cepat,” kata Dikcy kepada ANTARA, Rabu.
Epidemiolog lulusan Universitas Griffith, Australia ini mengatakan, orang yang terdampak heat stroke juga harus segera membuka pakaian yang menyebabkan panas, serta kompres air dingin es di daerah leher, ketiak atau selangkangan di mana terdapat banyak pembuluh darah besar.
Jika memungkinkan, orang tersebut bisa merendam dirinya di dalam air dingin, yang efektif dan sering dilakukan di negara-negara dengan kasus heat stroke tinggi seperti Amerika, Eropa atau Timur Tengah.
“Tentu secara paralel, bersamaan kontak hubungi layanan medis darurat, karena heat stroke ini kalau tidak ditangani cepat bisa berakibat fatal,” kata Dicky.
Ia mengatakan, selain memeriksa kondisi fisik, orang yang menolong juga perlu memperhatikan jalan pernafasan atau sirkulasi udaranya. Jika pasien tidak sadar, maka harus diposisikan miring kanan untuk mencegah aspirasi atau tersedak.
Dicky mengatakan, heat stroke biasanya terjadi karena dehidrasi berat di tengah cuaca panas, atau sedang beraktivitas fisik intens di luar ruangan seperti berolahraga atau pekerja lapangan. Pakaian tebal dan tidak menyerap keringat, konsumsi obat dan minum alkohol juga dapat memperparah heat stroke.
“Ini obat itu misalnya ya obat diuretik, diuretik bikin orang kencing terus. Atau juga obat lainnya seperti beta blocker, yang ini bisa mengganggu mekanisme pengaturan suhu tubuh,” kata Dicky.
Meski di Indonesia jarang kasus akibat heat stroke, dampak panas ekstrem ini tetap mengancam kesehatan dan jiwa melalui dehidrasi, gangguan jantung hingga kematian.
Pemanasan global dan gelombang panas yang bisa saja terjadi di Indonesia juga akan berpotensi meningkatkan kasus kesehatan karena serangan panas terutama pada kelompok rentan seperti lansia.