Malangtrend.com – Memanfaatkan limbah kain perca, Pelanusa Community menampilkan berbagai hasil karya hand craft atau kerajinan tangan anggotanya di lantai 2 Malang Creative Center (MCC) Kota Malang, Sabtu (30/3).
Kegiatan ini digelar untuk menampilkan karya anggota Pelanusa Community yang sudah melaksanakan pelatihan selama tiga bulan. Founder Pelanusa Community, Endahing Noor Suryanti menjelaskan sekitar 40 orang ia berdayakan menampilkan hasil karya hand craft yang mereka buat dari limbah kain percah.
“Kegiatan ini saya bikin namanya Pipian Mbois Rek. Pipian itu ialah sisa-sisa kain dari menjahit maupun dari konveksi, kami kumpulkan. Kegiatan hari ini ada kurang lebih 40 orang yang berani menunjukan hasil karyanya. Yang lainnya masih malu-malu” ujar Yanti nama sapaannya.
Pelatihan pembutan produk hand craft ini dilaksanakan di MCC Kota Malang. Pelatihan dilaksanakan dua kali dalam satu minggu. Sekitar 150 peserta dibimbing dan dibagi ke dalam empat kelas kreatif. Kelas A,B,C, dan D.
“Ibu-ibu melakukan pelatihan selama satu tahun dan sekarang masih masuk bulan ke tiga. Kemudian di sini show off menampilkan karya ibu-ibu karena sudah tiga bulan belajar. Dan juga di sini quality control terkait kekurangan dan kelebihan,” paparnya.
Produk dari Pelanusa Community mulai dari fashion asesoris seperti dompet tas, pakaian, hingga home dekorasi. Harga terendah Rp 25 ribu hingga tertinggi Rp 10 juta. Diperjualkan di online, butik-butik, toko-toko, dan lewat pameran.
Menurut Yanti, yang menjadi ciri khas adalah memakai kain batik dan kain tenun sebagai bahan bakunya. Namun peserta bimbingannya mempelajari seluruh motif.
“Antusias ibu-ibu luar biasa dan saya sangat mengapreasinya. Mereka memiliki ketekunan. Mulai dari usia muda dan lanisa ikut dalam satu kelas. Sekarang ini kami belajar untuk digitalisasi marketing, “ lanjutnya.
Rencana ke depannya, Pelanusa Community akan menyiapkan produk berupa souvenir khas Malang yang nantinya dapat dijadikan oleh-oleh bagi orang yang datang ke Malang.
“Di tahun ini kami juga akan menggelar acara festival percah yang kedua, mudah-mudahan bisa Agustus, September,” pungkas Yanti. (den/bua)