Malangtrend.com – Sejumlah persoalan kembali mencuat di Pasar Madyopuro, Kecamatan Kedungkandang Kota Malang. Yaitu terkait infrastruktur pasar yang rusak. Baru beberapa bulan drainase dibangun di tengah pasar, ternyata tidak bisa berfungsi dengan maksimal. Tiap kali hujan, pasar tetap banjir dan mengganggu aktifitas penghuni pasar.
Tidak hanya itu, persoalan lain juga muncul seperti adanya pembuangan limbah tinja MCK ke saluran drainase, air bersih di wastafel yang jarang menyala, hingga kondisi paving jalan yang banyak rusak. Persoalan itu pun langsung ditinjau langsung oleh Komisi B DPRD Kota Malang saat ke Pasar Madyopuro, Rabu (1/10).
“Septic tanknya ternyata pengakuan pak Wafa (pengelola MCK) semakin mengecil karena ada longsoran. Karena APBD agak susah masuk dan lama, beliau siap untuk membangun ulang secara mandiri (swadaya). Sehingga untuk yang persoalan satu ini, selesai,” ujar Ketua Komisi B DPRD Kota Malang Bayu Rekso Aji.
Sementara persoalan drainase, pihaknya sudah meminta Dinas Koperasi Perindustrian dan Perdagangan (Diskopindag) Kota Malang untuk melakukan perbaikan. Ia heran dan menyayangkan mengapa drainase yang cukup vital itu dikerjakan dengan seadanya saja. Apalagi alokasi anggaran hanya Rp 80 juta.
“Itu jelek itu. Karena anggaran hanya segitu, memang semestinya dari perencanaannya yang harus lebih matang. Akan kami bedah, anggarannya memang segitu atau bisa lebih bagus. Itu akan jadi catatan kami,” tegas dia.
Tidak hanya itu, Bayu juga meminta kepada Diskopindag agar memetakan lagi pasar-pasar yang ada di Kota Malang yang mengalami kerusakan infrastruktur. Berdasarkan informasi awal, persoalan gorong-gorong drainase rusak menjadi yang terbanyak dikeluhkan.
Ia pun akan membantu memperjuangkan turunnya anggaran kepada Banggar DPRD Kota Malang. Sementara untuk perbaikan lainnya diharapkan bisa tercover dari anggaran insidentil.
Sedangkan untuk persoalan air wastafel yang jarang menyala, setelah diusut, ternyata ada informasi bahwa terdapar air bocor akibat pmbangunan gorong-gorong. Sehingga kedepannya akan diperketat dan semua pihak mengawasi.
“Lalu ternyata ada dua paguyuban pedagang di pasar ini. Makanya tadi kami sudah kesepakatan, harus dijadikan satu, semua dikumpulkan, teman (DPRD) yang dari dapil Kedungkandang siap memfasilitasi. Karena dengan satu suara, daya tawar untuk ke dinas bis lebih kuat untuk pembangunan,” pungkasnya. (mtc/mpm)