Alasannya Masih Diproses
MALANGTREND.COM– Ini peringatan keras bagi semua Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) di Kota Malang. Hati-hati sediakan Makanan Bergizi Gratis (MBG).
Apalagi sampai saat ini, Sertifikat Laik Higiene dan Sanitasi (SLHS) semua SPPG di Kota Malang masih sedang diproses. Artinya belum diterbitkan.
Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (Dispangtan) Kota Malang Slamet Husnan menyebut saat ini sudah ada 10 SPPG yang beroperasi. Dan saat ini semuanya sudah memenuhi standar, namun masih berproses untuk SLHS.
“Saat ini, ada 10 SPPG yang sudah operasionalnya berjalan dan enam SPPG masih akan beroperasi. Alhamdulillah, tidak ada kendala sampai harus dilakukan penutupan, semoga tidak sampai ada,” terangnya.
Menurut dia, Pemkot Malang juga turut aktif mengawal program tersebut, agar tersampaikan ke masyarakat sesuai rencana dan target. Selain itu, komunikasi dengan BGN juga terus dibangun bersama SPPG, agar tidak sampai terjadi hal yang tidak diinginkan.
“Termasuk dengan enam SPPG yang akan beroperasi. Kami mengawal, dan hubungan utama yakni antara yayasan mitra dan BGN langsung,” lanjutnya.
Terkait kelayakan operasional dan berbagai aspek kesehatan dan sanitasi, selalu diawasi oleh Badan Gizi Nasional (BGN) di daerah bekerjasama dengan dinas terkait.
Sebelumnya viral langkah tegas diambil SDN Dinoyo 2 Kota Malang, Kamis (9/10) lalu mengembalikan 492 paket Makanan Bergizi Gratis (MBG), langsung direspon berbagi pihak. Makanan yang diketahui diproduksi SPPG Bani Umar ini, tetap tersalurkan di hari berikutnya dengan berbagai pembenahan dan dipastikan tetap berjalan.
Sebelumnya, Waka Kurikulum SDN Dinoyo 2, Nunik Martin Lestari menuturkan bahwa pihak sekolah telah melakukan MoU untuk program MBG selama setahun. Nota kesepahaman itu berlaku terhitung sejak 8 September 2025 hingga 8 September 2026, nanti.
“Kami tetap mendukung program ini, tapi kontrol kualitas akan terus kami perketat. Kami telah menyampaikan ke pihak SPPG, lebih baik kami kembalikan (MBG, red). Kami sangat selektif soal makanan” ujar Nunik.
Sementara itu, Kepala Dinkes Kota Malang dr Husnul Muarif menjelaskan bahwa pihaknya, telah memastikan penjamah makanan telah mengikuti pelatiha.
“Jadi kalau penjamah di SPPG Bani Umar, itu, sudah mengikuti pelatihan. Program ini diharapkan dapat menjamin tingkat hiegienis makanan yang akan dikonsumsi siswa,” ujarnya.
Husnul menyebut, bahwa pelatihan yang diberikan oleh Dinkes dan ahli gizi ini, merupakan bagian dari upaya memperkuat sistem pengawasan pangan di Kota Malang. Pelatihan bagi penjamah makanan di seluruh SPPG yang ada di Kota Malang, dilakukan melalui proses di kantor dinas atau di lokasi SPPG.
“Selain pelatihan, juga ada berbagai proses lain. Salah satu yang penting yakni menilai kualifikasi IKL (Inspeksi Kesehatan Lingkungan). Kami akan berkoordinasi dengan pihak terkait, dan juga melakukan observasi kepada pihak SPPG,” jelasnya.
Hal ini langsung mencuri perhatian, agar bisa menjadi evaluasi bersama. Program MBG ini untuk anak-anak bahkan ibu hamil serta menyusui, penting adanya kualitas makanan yang bersih, sehat dan bergizi, dengan pengawasan dari berbagai pihak, termasuk penerima manfaat hingga pihak-pihak terkait. (rex/van)