Malangtrend – Dokter spesialis neurologi RSPAD Gatot Soebroto dr. Sholihul Muhibbi, SpN mengatakan melakukan aktivitas tanpa asupan cairan yang cukup bisa menjadi salah satu penyebab heat stroke atau serangan panas saat di luar ruangan dengan cuaca panas.
“Tanpa asupan cairan yang cukup dan keadaan tubuh yang tidak fit seperti sedang flu atau sehabis begadang, maka kombinasi tersebut seringkali menjadi penyebab heat stroke yang ada di Indonesia,” kata Sholihul kepada ANTARA, Rabu.
Ia mengatakan heat stroke memang jarang terjadi Indonesia, tetapi pada keadaan cuaca panas di Indonesia bisa mencapai sekitar 30-35 derajat celcius, bisa memicu serangan panas saat beraktivitas di luar ruangan.
Umumnya heat stroke bisa terjadi pada siapa saja, terlebih jika beraktivitas tanpa kecukupan cairan, atau sedang meminum obat-obatan yang mengganggu proses berkeringat. Selain itu, pada kelompok orang yang lebih tua dengan masalah kesehatan juga bisa terdampak pada perubahan cuaca yang ekstrim hingga menyebabkan kematian.
“Pada orang dengan gangguan kesehatan umum yang terganggu seperti orang tua, pasien sakit jantung, ginjal, hati, maka kegagalan kemampuan kompensasi organ tubuh dalam menangani perubahan yang ekstrim ini akan menyebabkan kematian,” katanya.
Penanganan heat stroke yang tidak dilakukan dengan segera dapat menyebabkan terjadinya kerusakan jaringan, yang pada gilirannya akan mengganggu fungsi otak, ginjal, dan hati.
Ia mengatakan, penanganan seseorang yang terkena serangan panas atau heat stroke bisa dilakukan dengan cara melepaskan suhu tubuh dengan cepat, mengelap tubuh dengan air dingin dengan kain basah di seluruh permukaan tubuh dapat membantu menurunkan suhu.
Cara lain dengan mengipas tubuh sambil mengganti cairan tubuh melalui infus apabila pasien masuk dalam kondisi tidak sadarkan diri.
Dia juga mengingatkan untuk mencukupi cairan saat cuaca panas dan menjaga daya tahan tubuh dengan mengurangi begadang agar tubuh tidak terserang penyakit. (ntr/mt)